Sabtu, 29 November 2008

USAHA-USAHA(SAYA)UNTUK MENINGKATKAN PBM MATEMATIKA MENUJU KUALITAS KE DUA (ANTARA TEORI DAN PENGALAMAN)

Usaha-usaha (saya) Untuk Meningkatkan Proses Belajar Mengajar Matematika Menuju Kualitas Ke Dua (Antara Teori dan Pengalaman)

Proses pembelajaran bukanlah persoalan yang mudah, paradigma pembelajaran yang baru berdampak terhadap perubahan peran dan tanggung jawab guru. Peran guru bergeser dari hanya sebagai penyampai ilmu pengetahuan, kepada pengatur lingkungan untuk membelajarkan siswa. Oleh karena itu, setiap guru bukan hanya perlu memahami hakikat dan makna pembelajaran beserta aspek-aspek yang mempengaruhinya, akan tetapi dituntut penguasaan sejumlah kompetensi untuk mengaplikasikannya di lapangan dalam rangka proses membelajarkan siswa.
Proses pembelajaran merupakan suatu sistem. Dengan demikian, pencapaian standar proses untuk meningkatkan proses pembelajaran dapat dimulai dari menganalisis setiap komponen yang dapat membentuk dan mempengaruhi proses pembelajaran. Namun demikian komponen yang selama ini dianggap sangat mempengaruhi proses pendidikan adalah guru.
Berdasarkan uraian di atas maka guru perlu meningkatkan kualitas diri tidak hanya sebatas kualitas ke satu (umum) akan tetapi lebih berupaya menuju kualitas ke dua.
Usaha-usaha tersebut diantaranya adalah :
Meningkatkan Profesional Guru.
Meyakinkan pada setiap orang khususnya guru bahwa pekerjaannya adalah pekerjaan profesional yang harus memiliki syarat ; (1) Ditunjang oleh ilmu tertentu (2) Menekankan suatu keahlian dalam bidang tertentu (3)Tingkat kemampuan dan keahlian didasarkan kepada latar belakang pendidikan yang dialaminya yang diakui oleh masyarakat.
Optimalisasi Peran Guru dalam Proses Pembelajaran.
Dalam abad teknologi dan informasi siswa dapat belajar dari berbagai sumber, sehingga peran guru tidak sebagai satu-satunya sumber belajar. Guru dapat menempatkan diri sebagai ; (1) Sumber belajar (2) Fasilitator (3) Pengelola (4) Demonstrator (5) Pembimbing (6) Motivator (7) Evaluator.
Pembelajaran Berpusat pada Siswa (student centered).
Pembelajaran bukan hanya guru yang menentukan akan tetapi juga siswa. Siswa memiliki kesempatan untuk belajar sesuai dengan gayanya sendiri.
Dengan demikian guru tidak lagi berperan hanya sebagai sumber belajar akan tetapi berperan sebagai orang yang membimbing dan memfasilitasi agar siswa mau dan mampu belajar. Oleh sebab itu kriteria keberhasilan proses mengajar tidak diukur dan sejauh mana siswa menguasai materi pelajaran akan tetapi diukur sejauh mana siswa telah melakukan proses belajar.
Pembelajaran adalah Proses Berfikir.
Belajar berfikir menekankan kepada proses mencari dan menemukan pengetahuan melalui interaksi antara individu dengan lingkungan. Dalam pembelajaran berfikir pendidikan di sekolah tidak hanya menenkankan pengetahuan materi saja, akan tetapi yang diutamakan adalah kemampuan siswa untuk memperoleh pengetahuannya sendiri.
Proses Pembelajaran adalah Memanfaatkan Potensi Otak (Kiri-Kanan).
Pemanfaatan dan penggunaan otak harus dikembangkan secara maksimal, baik otak kiri maupun otak kanan. Proses berfikir otak kiri yang bersifat logis dan rasional harus diimbangi dengan otak kanan yang bersifat non verbal, seperti perasaan dan emosi. Belajar yang hanya memanfaatkan otak kiri, misalnya dengan memaksa anak untuk berfikir logis dan rasional akan membuat anak merasa kering dan hampa, sehingga perlu memasukkan unsure-unsur yang mempengaruhi emosi, yaitu proses pembelajaran yang menyenangkan.
Nama : Imam Santoso
NIM : 08301289004
Program : Pendidikan Sertifikasi
Asal : SMP N 10 Tegal
e-mail : imamgoco@gmail.com

Tidak ada komentar: